Ada yang mengira, hidup "kita" menyenangkan Ada yang berpikir, hidup "mereka" penuh kebahagiaan Ada yang berkeinginan, mempunyai "hidup" yang bukan sedang dijalankan Seringkali kita hanya terjebak dalam persepsi, meniadakan keseimbangan yang telah ditetapkan Tuhan sejak dulu, saat ini, serta nanti; Bahwa bahagia tak pernah lepas dari luka, tangis tak pernah jauh dari ceria, harapan tak sedikit yang tiba-tiba tiada. Ada juga yang masih mencari pulang, tak percaya bahwa apa yang sudah ada adalah uraian waktu di kala senja Sebab oleh senja ataupun renta yang ada hanyalah kepasrahan oleh keadaan Untuk kesekian kali kita terjebak oleh siklus waktu yang berputar semaunya Perjalanan perlu muara, arah perlu pengarah, di titik akhir pun perlu jua rumah untuk menetap, pun tak pernah lupa bahwa, kapan pulang? Sampai tiba di perehatan, setidaknya ada waktu-waktu yang lewat untuk kembali dilihat Melihat kembali hujan-hujan yang terluka,